Tujuan analisa ekonomi terhadap perancangan suatu pabrik adalah untuk mengetahui kelayakan pendirian pabrik tersebut, dilihat dari sisi ekonominya. Kelayakan suatu pabrik tidak saja ditinjau dari faktor teknis saja tapi juga ditinjau dari segi ekonomisnya.
Faktor-faktor ekonomis yang dijadikan parameter kelayakan suatu pabrik adalah:
- Pay out time (POT) : POT merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal pengembalian berdasarkan laba bersih ditambah biaya penyusutan.
- Break Event Point (BEP): BEP merupakan titik impas, dimana pabrik tidak mengalami kerugian, tapi juga tidak memperoleh keuntungan.
- Laba adalah hasil yang diperoleh dari hasil penjualan dikurangi biaya produksi. Laba yang diperoleh sebelum dikenai pajak penghasilan adalah laba kotor.
- Plant Cost Estimation
- Manufacturing Cost Estimation
- Modal Investasi Tetap (Fixed Capital Investment, FCI). FCI merupakan modal yang digunakan untuk penyediaan fasilitas pabrik. FCI ini dibagi menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung. Untuk memperkirakan modal investasi tetap digunakan dan faktor rasio berdasarkan biaya pengiriman peralatan pada fluid processing plant (Tabel. 6.9, Peters et al., 2003)
- Modal Kerja (Working Capital Investment, WCI). WCI adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah pabrik berdiri dan mulai beroperasi, seperti listrik, gaji karyawan, dana sosial dan sebagainya. Pada industri kimia perhitungan WCI yaitu 10-20 % dari total capital investment. Besarnya WCI pada pabrik ini adalah 20% dari Total Capital Investment (TCI) dari Tabel 6-17 [Peters et al, 2003]. Untuk memperoleh Total Capital Investment dengan menjumlahkan Fixed Capital Investment dan Working Capital Investment.
Biaya produksi total diperoleh dengan menjumlahkan manufacturing cost, fixed charge, plant overhead cost.
Kelayakan ekonomi :
- Pay Back Period
- Internal rate of return (IRR)
- Returne of investment (ROI)
- Break event point (BEP)
- Pay out time (POT)
- Shut down point (SDP)
- Discounted Cash Flow (DCF)
No comments:
Post a Comment